Tujuh puluh dua persen pelacur di Haiti
Terjangkit HIV, kata mereka.
Aku bertanya pada salah satunya,
yang baru berumur dua belas tahun,
"Apakah kau tidak takut pada AIDS ?"
Jawabannya singkat dan langsung,
" Ya, aku takut, tapi bahkan jika aku terkena AIDS,
Aku akan tetap hidup benerapa tahun lagi, bukan?
Kalau aku tidak bekerja,
tak ada makanan untuk besok."
Keping-keping recehnya
bisa menyelamatkan keluarganya dari kelaparan.
( Bagian Prolog-"Kemiskinan Sejati", Toto Chan's Children, halaman 18 )
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Toto Chan 1 alias "Toto Chan : Gadis Cilik di Jendela" pasti bikin ketagihan buat baca lagi buku karya Tetsuko Kuroyanagi ini ya? Saya juga ngerasa begitu. Suka banget sama buku pertamanya.
Menyenangkan.
Itu kesan yang terasa setelah saya membaca Toto Chan 1.
Pengalaman Toto-Chan sewaktu kecil yang ada di buku Toto Chan 1 benar2 bisa membawa saya ke dunia anak-anak yang penuh kepolosan dan keceriaan (yah meskipun ada beberapa bagian di Toto Chan 1 yang mengharukan).
Setahun lalu, begitu tau kalo Toto Chan 2 sudah terbit ( sekitar Maret 2010 ), tanpa pikir panjang saya langsung beli bukunya. Ga sabar dengan kelanjutan kisah si Toto - Chan ini. Saat itu yang ada di pikiran saya Toto Chan 2 akan berisi pengalaman2 Toto Chan yang lebih menyenangkan dari Toto Chan 1. Tapi ternyata, setelah buku sudah ada di tangan saya, saya lihat sepintas apa isi buku ini.
Dan......apa yang terjadi sodara2???
Yap!! ada beberapa halaman yang berisi foto anak-anak yang busung lapar, korban perang, dll. Ga jauh beda seperti keadaan waktu Oprah Winfrey berkunjung ke Afrika.
Makin penasaran saja saya.
Akhirnya saya mulai membaca.
Miris.
Sedih.
Ternyata buku Toto Chan 2 ini berisi tentang pengalaman si penulis Tetsuko Kuoyanagi alias Toto Chan ketika sudah dewasa dan menjadi duta kemanusiaan UNICEF selama tahun 1984-1997.
Hilang sudah bayangan saya akan "kelas gerbong kereta" di sekolah Toto Chan, atau keceriaan Toto Chan dan sahabat-sahabatnya di Tomoe Gakuen. Yang ada sekarang, di dalam Toto Chan 2, ga jauh dari penderitaan anak-anak di Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Jujur saja, awalnya saya sedikit kecewa sudah beli buku Toto Chan 2 karena sepertinya sangat jauh dari ekspektasi saya yang (masih) berharap bisa dapet cerita Toto Chan kecil. Tapi, setleah baca sampai selesai buku Toto Chan 2 ini, ga ada rasa menyesal sedikit pun. Justru senang.
Toto Chan 2 ini seperti lebih 'real' dan menyentuh. Pembacanya seperti disadarkan kalau masih banyak anak-anak yang menderita di saat seharusnya mereka bisa bermain dan bersenang-senang tanpa harus memikirkan kelaparan, perang saudara, atau wabah penyakit.
Tetsuko Kuroyanagi benar-benar mengemas 13 tahun pengalamannya menjadi duta UNICEF secara apik dalam 13 bab yang ada dalam buku ini. Mulai dari pengalaman ke Tanzania pada tahun 1984 sampai ke Bosnia-Herzegovina di tahun 1996.
Semua bab nya menguras air mata. T_T
Belum lagi foto-foto yang ditampilkan ga jauh dari foto anak-anak yang diceritakan dalam buku ini. Busung lapar, kekeringan, kurang gizi, tetanus, hydrocephalus, dan anak-anak yang harus menjadi yatim piatu karena peperangan. Yang jadi lebih menarik, dan mungkin menjadi fokus yang ingin disampaikan oleh penulis adalah bagaimana anak-anak ini bertahan. Berjuang untuk hidupnya. Dan menjadikan kepedihan yang mereka rasakan menjadi sebuah kekuatan luar biasa yang mungkin saja tidak sanggup dihadapi oleh orang dewasa sekalipun.
Kalo melihat dari rentang terbitnya Toto Chan 1 dgn Toto Chan 2, seharusnya saya sadar ya kalo ga mungkin akan dapat cerita yang kekanak-kanakan seperti Toto Chan 1. FYI, Toto Chan 1 terbit tahun 2003, sedangkan Toto Chan 2 terbit di tahun 2010. Dalam waktu 7 tahun mana mungkin Toto Chan masih tetap menjadi Toto Chan kecil. Toto Chan kan nyata, tidak seperti Nobita yang selalu kelas 4 SD *halah*.
Mungkin karena Toto Chan 1 lebih terkesan seperti cerita fiksi dan imajinatif ya (walaupun sebenarnya itu kisah nyata), makanya begitu disuguhkan Toto Chan 2 yang mengangkat tema kemanusiaan dan masalah sosial yang cenderung lebih 'berat' banyak pembaca seperti saya yang kaget dengan cerita Toto Chan 2.
Tapi saya tetap suka cerita Toto Chan dan karya-karya Tetsuko Kuroyanagi.
Semoga akan ada Toto Chan 3, 4, 5 dst. Atau mungkin tokoh lain yang ga jauh dari dunia anak-anak.
Saya suka sekali membaca buku yang membahas seputar dunia anak-anak.
Mereka akan selalu jadi bahan yang menarik untuk dijadikan cerita. Entah dari sisi keceriaannya, atau dari sisi kepedihannya.
Satu lagi kesimpulan yang bisa saya ambil dari buku Toto Chan 1 dan 2,
Peoples growing.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul Buku : Toto Chan's Children : A Goodwill Journey to the Children of The World
Penulis : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun Terbit : Februaru, 2010
ISBN : 978-979-22-5010-7
Jumlah halaman : 328 halaman
Bab :
- Bab I : " Tanzania, 1984 "
( Sub bab : Giyon; Tapi Sesungguhnya Mereka Menangis; Benedicta; Bergiliran, Bergiliran !; Rencana A, Rencana B, Rencana C; Presiden Tanzania Pernah Jadi Kepala Sekolah; Dipenjara Karena Mencuri T-Shirt )
- Bab II : " Nigeria, 1985 "
( Sub Bab : Badai pasir; Curah Hujan Tahunan : 2,5 Sentimeter; Duta Kemanusiaan Hujan; Mereka Tidak Malas; Sumur Pemberi Kehidupan )
- Bab III : "India, 1986"
( Sub Bab : Tetanus; "Aku Berdoa Untuk Kebahagiaanmu"; Vaksinasi!; Tali Sepatu )
- Bab IV : "Mozambik, 1987"
( Sub Bab : Perang Gerilya; Kalung; Ibu Luar Biasa; Hampir seperti sekolah Toto Chan; Menatap Masa Depan )
- Bab V : "Kamboja dan Vietnam, 1988"
(Sub Bab : Ayo Teruskan Rekonstruksi !; Luka Rakyat Kamboja; Sembilan Ribu Tengkorak; Tangan Orang Tua; Bagus Sekali Pakaianmu !; Satu-satunya Aktor yang Selamat; Angkor Wat; Sekolah Dasar Malam Hari di Vietnam; Anak-Anak yang Paling Menderita; Viet dan Duc )
- Bab VI : " Angola, 1989"
( Sub Bab : Guest House Resmi; Membawa Kursi Sendiri Ke Sekolah!; Buket Bunga; Sukarelawan Ahli Ortopedi; Dimana Toilet yang Aman?; Tangan dan Kaki Dipotong; Tarian Penyambutan; Yang Paling Kami Inginkan adalah Kebebasan! )
- Bab VII : " Bangladesh, 1990"
( Sub Bab : Setiap Kali Banjir Sepertiga Negara Terendam; Berjabat Tangan; Bank Grameen; Hati-Hati Melangkah!; Sekolah-Sekolah Pathakali; Rumah Sakit Diare Terbaik di Dunia )
- Bab VIII : " Irak, 1991"
( Sub Bab : Hal Pertama yang Menghilang adalah Susu Bubuk; Konsekuensi Akibat Tidak Adanya Listrik; Mata Si Bayi; Pengeboman Tepat Sasaran; Penderitaan Para Ibu; Anak-Anak Dijadikan Pendeteksi Ranjau Darat; Jiwa Seorang Suku Kurdi )
- Bab IX : "Etiopia, 1992"
( Sub Bab : Para Pengungsi dari Somalia; Gelang Kertas; Mereka Juga Lapar Akan Cinta; Kenapa Semua Orang Menatapku?; Tidak Ada Hutan Lagi; Ikan Paus Cokelat; Alleluia; Aku Ingin Hidup )
- Bab X : " Sudan, 1993"
( Sub Bab : Bola Sepak; Satu Perdamaian; Aku Ingin Sekolah; Hyena Menggigit Kepalaku; Dada Ibunya; Delapan Puluh Lima Persen Anak )
- Bab XI : " Rwanda, 1994 "
(Sub Bab : Mayat-Mayat Tanpa Kepala; Anak-Anak yang Jiwanya Terluka; Bau; Tak Ada Lagi Iblis di Neraka; Tentara Anak; Saling Menyayangi, Bergandengan Tangan; Di Gunung Gorila Juga Terjadi Gangguan)
- Bab XII : "Haiti, 1995"
( Sub Bab : Anak-Anak Jalanan Tidur Berdempetan; Pelacur Dibayar Enam Gourde; Menjumlahkan Sambil Bernyanyi; Tidak Ada Persediaan di Bangsal Anak-Anak; Bayi-Bayi yang Terinfeksi AIDS; Air Susu Nenek; Hotline Telepon Kepada Presiden )
- Bab XIII : " Bosnia-Herzegovina, 1996"
( Sub Bab : Apa? Aku Ditangkap Karena Dicurigai Jadi Mata-Mata?; Radio Anak; Pembersihan Etnis; Aku Ingin Berumur Nol Tahun; Hanya Warna Hitam; Bom Dalam Boneka; Air Mata Seorang Ayah; Kita Dilahirkan Untuk Saling Mengasihi )
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------